Tayangan halaman minggu lalu

Selasa, 12 Mei 2015

[REVIEW] Miss Granny (수상한그녀/Suspicious Woman) (Korean Movie)


Tentang Film :
Judul                        : Miss Granny (English Title), 수상한그녀(Suspicious Woman / Korean Title)
Sutradara                  : Hwang Dong-Hyuk
Penulis Naskah         : Shin Dong-Ik, Dong Hee-Sun, Hong Yoon-Jung, Hwang Dong-Hyuk
Produser                    : Han Hong-Suk, Lim Ji-Young, Jun Jae-Soon
Cinematographer      : Kim Ji-Yong
Tanggal Rilis            : January 22, 2014
Durasi                       : 124 menit
Genre                        : Comedy
Distributor                : CJ Entertainment
Bahasa                       : Korean
Negara                       : Korea Selatan
Pemain                      :
      1.       Shim Eun Kyung – Oh Doo Ri
      2.       Na Moon Hee – Oh Mal Soon
      3.       Jin Young – Ji Ha
      4.       Park In Hwan – Park
      5.       Song Dong Il – Hyun Chul
      6.       Hwang Jung Min – Ae Ja
      7.       Kim Hyun Suk – Na Young
      8.       Kim Seul Gi – Ha Na
      9.       Lee Jin Wook – Seung Woo
     10.   Lim Hyun Sung – Penumpang Bis
     11.   Jung In-Gi – Dokter teman Hyun-Chul
     12.   Park Hye-Jin - Ok-Ja
     13.   Ha Yeon-Joo - Soo-Yeon
     14.   Han Ji-Eun - Mi-Ae
     15.   Park Seung-Tae - Oh-Bok
     16.   Hong Suk-Youn - Apoteker
     17.   Kim Dong-Hee - Dragon
     18.   Hwang Seung-Eon – Mahasiswi yang menggunakan make-up
     19.   Kim Sun-Ha – putri dalam drama
     20.   Hwang Young-Hee – Pemilik Restoran Tionghoa
     21.   Choi Kyu-Hwan – Manajer penyanyi wanita
     22.   Kim Dong-Seok – MC acara musik
     23.   Jang Gwang – fotografer
     24.   Choi Hwa-Jung – DJ Radio
     25.   Kim Soo-Hyun – Pengendara Motor (Park dalam kondisi muda) 

Sinopsis :
        Oh Mal Soon (Na Moon Hee), seorang nenek 74 tahun mengalami kejadian tak terduga setelah ia mengambil foto di sebuah studio foto. Tanpa sadar dia kembali menjadi muda diumur sekitar 20 tahun. Dia pun mulai mewujudkan impiannya kembali sebagai seorang wanita muda dengan nama samaran Oh Doo Ri (Shim Eun Kyung). Berbagai konflik yang terjadi kemudian membuatnya memilih untuk kembali ke umur sebenarnya.

Review :
      Judul film ini diambil dari adegan kunci yang terjadi, yakni ketika Oh Mal Soon yang berumur 74 tahun berubah kembali menjadi dirinya yang berumur 20an. Miss Granny merupakan perpaduan dua kata yang mewakili dirinya dalam posisi muda (Miss) dan tua (Granny).  Tema film ini sendiri sebenarnya adalah tentang pentingnya waktu, kehidupan dan bagaimana menggunakan waktu semaksimal mungkin agar tidak terbuang sia-sia. Film ini selain dalam versi Korea, juga dirilis dalam versi Mandarin dengan judul “20 Once Again”, tentunya dengan pemain yang berbeda meskipun memiliki karakter dan jalan cerita yang hampir mirip satu sama lain. Sedikit perbedaan dilakukan untuk menyesuaikan kondisi yang berbeda antara budaya Tiongkok dan Korea Selatan.Dengan alur linier, film ini berusaha menggambarkan bagaimana seorang Oh Doo Ri menggunakan waktu yang ia miliki dengan baik untuk dapat mewujudkan mimpinya.
      Karakterisasi tokoh melalui internal sangat kuat. Perilaku tokoh digambarkan dengan baik melalui bahasa, emosi dan tingkah laku. Tidak banyak dilakukan secara eksternal sehingga karakter yang muncul tampak begitu alami dan dapat dihayati dengan baik. Shim Eun Kyung misalnya, Tidak mudah untuk menjalankan karakter orang tua dalam usia yang sangat muda, tentunya perlu banyak konsultasi yang dilakukan agar dapat menemukan emosi dan tingkah laku yang tepat sesuai dengan yang ingin digambarkan dalam film tersebut. Setting film sendiri tidak terlalu rumit karena mmenggunakan kondisi masa ssekarang sehingga tidak perlu banyak penyesuaian. Namun, ada bagian yang tampak kurang pas, yakni setting saat flashback Oh Doo Ri mengingat saat ia dalam kondisi hamil mengantar suaminya untuk ikut berperang. Settingnya seakan seperti di bandara, namun tampak terlalu mewah dan kurang sesuai dengan masa saat itu, jika yang diasumsikan adalah masa perang Korea antara 1950-1953, tampaknya belum ada gedung, apalagi bandara dengan desain yang futuristik dan mewah sedemikian rupa.
      Untuk efek dan editing lain dalam film rasanya tidak terlalu banyak hal yang rumit, khusus untuk setting acara konser musik di TV dibuat cukup megah dan sempurna sehingga penonton bisa merasakan atmosfir seperti konser sungguhan, namun karena sudut pandang kamera kurang menunjukkan sudut pandang seorang penonton, sehingga penonton kurang bisa masuk ke dalam film dan kemampuan menjadi seakan-akan didalam film tersebut menjadi sangat kurang. Sudut pandang kamera lebih seperti pengambilan gambar untuk acara live tv sehingga kurang nyaman jika penonton mencoba untuk masuk dan menjadi bagian dari film itu sendiri. Sudut pandang kamera menjadi salah satu pendorong penonton untuk masuk ke dalam film.
      Konflik pada film ini tidak terlalu menguras emosi, cukup sederhana dan mudah dipahami. Konflik yang banyak terjadi lebih pada konflik internal dalam diri Oh Doo Ri, apakah ia tetap mempertahankan posisinya sekarang menjadi muda atau kembali ke kondisi yang sebenarnya. Klimaks terjadi saat cucunya mengalami kecelakaan dan dia harus memilih yang paling tepat. Dia akhirnya memilih mengorbankan posisi muda kembali menjadi tua demi keselamatan cucunya, meskipun orang-orang disekitarnya mengharapkan agar dia tetap menjadi muda dan melanjutkan mimpinya, dia tidak bergeming, baginya keluarga lebih penting daripada kebahagiaan dirinya sendiri.
Film ini memberikan pesan kepada penonton tentang arti penting kehidupan. Penonton diingatkan tentang bagaimana kita mensyukuri setiap detak kehidupan kita. Banyak orang menganggap hidupnya sia-sia atau tidak berarti, tidak sedikit pula yang tidak menggunakan kesempatan yang dimilikinya dengan baik baru menyesal kemudian. Film ini mengingatkan pada kita untuk jangan pernah menghabiskan hidup untuk hal yang tidak berguna, atau terus mengeluh dengan masalah yang kita hadapi. Perlu diingat bahwa dalam hidup tidak ada kebahagiaan atau kesedihan yang abadi, pasti suat saat sedih dan senang datang berganti, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya dengan baik.
     Pesan lain dari Film ini mengingatkan bahwa tidak semua orang memiliki nasib baik, selalu beruntung. Kita mungkin merasa bahwa hidup kita tidak beruntung, tapi yakinlah jika lebih banyak lagi yang tidak seberuntung kita. Oleh karena itu hendaknya kita senantiasa bersyukur dengan apa yang kita miliki dan jangan terlalu sering mengeluh. Mengeluh bukan jawaban dari masalah, tapi usaha, perjuangan yang menjadi jawabannya. Mengeluh hanya menambah beban pada kita dan orang lain, tapi tidak sedikitpun masalah kita terselesaikan dengan mengeluh. Film ini cocok bagi kalian yang menyukai kisah melodrama berbalut komedi khas Asia. Selamat menyaksikan ya.



Sumber Foto dan tentang drama dari Asianwiki

1 komentar: